Translate

Sabtu, 12 Juli 2014

Psikologi Belajar "Konsep Anak Didik Belajar"


PSIKOLOGI BELAJAR
“KONSEP ANAK DIDIK BELAJAR”

Disusun oleh :
1.     Wiwit Wahyu Widiastuti         (13310180)
2.     Nala Miftahun Niam                (13310188)
3.     Linda Dwi Ariyani                  (13310198)




FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG 2013 / 2014



KATA PENGANTAR
            Alhamdulilah, puji syukur kepada Allah SWT , Tuhan semesta alam atas limpahan rahmat , taufik , hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP ANAK DIDIK BELAJAR”. Makalah ini kami persembahkan kepada siapa saja yang mau membaca dengan tujuan para pembaca mengetahui dan memahami isi yang tersirat di dalamnya.
            Kami selaku penyusun mungkin tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa bantuan dan dorongan yang di berikan oleh pihak lain. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.
            Makalah ini sangat sederhana,bahkan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari pembaca guna membenahi dan melengkapi kekurangan. Akhir kata kami minta maaf atas kekurangan yang ada di dalamnya.

                                                                                                Semarang, 1 April 2014
                                                                                                           
                                                                                                                  Penyusun














BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Peserta didik secara etimologi adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Hal ini dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua. Dengan demikina dapat di simpulkan bahwa peserta didik merupakan barang mentah (raw material) yang harus diolah dan bentuk sehingga menjadi suatu produk pendidikan.

Dengan diakuinya keberadaan seorang peserta didik dalam konteks kehadiran dan keindividuannya, maka tugas dari seorang pendidik adalah memberikan bantuan, arahan dan bimbingan kepada peserta didik menuju kesempurnaan atau kedewasaannya sesuai dengan kedewasaannya. Dalam konteks ini seorang pendidik harus mengetahuai ciri-ciri dari peserta didik tersebut.
Ciri – ciri peserta didik :
a.       Kelemahan dan ketak berdayaannya
b.      Berkemauan keras untuk berkembang
c.       Ingin menjadi diri sendiri

Kriteria peserta didik :
Syamsul nizar mendeskripsikan beberapa kriteria peserta didik, yaitu :
a.       Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
b.      Peserta didik memiliki periodasi perkembangan dan pertumbuhan
c.       Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada
d.      Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
e.       Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.

Didalam proses pendidikan seorang peserta didik yang berpotensi adalah objek atau tujuan dari sebuah sistem pendidikan yang secara langsung berperan sebagai subjek atau individu yang perlu mendapat pengakuan dari lingkungan sesuai dengan keberadaan individu itu sendiri. Sehingga dengan pengakuan tersebut seorang peserta didik akan mengenal lingkungan dan mampu berkembang dan membentuk kepribadian sesuai dengan lingkungan yang dipilihnya dan mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya pada lingkungan tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang:
1.      Apa yang dimaksud anak didik ?
2.      Bagaimana cara mengenal anak didik ?
3.      Apa saja kebutuhan dan dimensi anak didik ?
C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
1.      Untuk mengetahui secara singkat apa yang dimaksud anak didik serta bagaimana cara mengenalnya.
2.      Untuk mengetahui secara singkat apa saja kebutuhan dan dimensi anak didik.










BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Anak Didik
Dalam pengertian umum, peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit peserta didik adalah (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
Pengertian peserta didik dalam perspektif pedagogis, manusia diartikan sebagai sejenis makhluk (homo educantum) makhluk yang harus dididik (Madyo Ekosusilo, 1993: 20). Menurut aspek ini manusia di kategorikan sebagai “animal educabile”. peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengatualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing (Madyo Ekosusilo, 1993: 20). Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titk optimal kemampuan fitrahnya. Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya: 1) Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik. 2) Belum memiliki pribadi yang dewasa sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik. 3) Masih menyempurnakan aspek tertentu dasi kedewasaanya. 4) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik itu kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individu dan sebagainya.



2.      Cara dan Alat Untuk Mengenal Peserta Didik
Untuk mengenal peserta didik, pendidik dapat menggunakan bermacam-macam alat. Dalam uraian berikut ini dapat kita tinjau alat-alat untuk mengenal peserta didik:
1.      Cumulative record
Sistem cumulative record berisikan banyak macam keterangan tentang peserta didik. Bentuk catatan itu ada bermacam-macam, ada yang menggunakan sistem kartu ukuran 3 X 5 dengan sebanyak 8 pertanyaan, ada juga dengan menggunakan folder (10 X 6) yang di dalamnya terdapat sejumlah kartu dan sejumlah pertanyaan.
2.      Anecdotal records
Anecdotal records ialah catatan tertulis tentang satu atau lebih observasi-observasi pendidik terhadap kelakuan dan reaksi-reaksi peserta didik dalam berbagai situasi. Catatan ini dibuat sekali atau dua kali dalam seminggu selama setahun, catatan ini meliputi keterangan yang diperoleh melalui percakapan informal antara pendidik dan peserta didik.
3.      Observasi
Pendidik dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada setiap hari untuk mengamati tingkah laku peserta didiknya. Melalui observasi yang terus-menerus, pendidik dapat memperoleh tentang abilitas, sikapnya terhadap kegiatan-kegiatan sekolah, partisipasinya terhadap berbagai kegiatan, hubungan antara peserta didik dalam berbagai kelompok.
4.      Projective techniques
Dengan teknik ini akan menyebabkan peserta didik mengekspresikan atau memproyeksikan minat, keinginan, sikap, dan pendapatnya. Dengan menggunakan alat tersebut pendidik akan memperoleh sejumlah data tentang pribadi peserta didik.
5.      Sosiometri
Tes sosiometri digunakan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara pribadi peserta didik atau hubungan sosial diantara peserta didik di dalam satu kelas. Hasil dari sosiometri pada sosiologi disebut sosiogram. Sosiogram menunjukkan hubungan antara anggota di dalam suatu kelas/ kelompok, tetapi tidak menjelaskan mengapa terjadi hubungan itu.
Konsep dasar perkembangan anak didik
1.      Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah pertumbuhan secara kuantitatif dari substansi atau struktur yang umumnya ditandai dengan perubahan-perubahan biologis pada diri seseorang yang menuju kearah kematangan. Pertumbuhan organisme ini bersumber dari bakat dan pengaruh lingkungan. Pada umumnya peranan bakat lebih menonjol jika dibandingkan dengan peranan pengaruh lingkungan.
2.      Kematangan dan Maturasi
Kematangan adalah tingkat atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan sebelum ia dapat melakukan sebagaimana mestinya pada bermacam-macam tingkat pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan emosional. Kedewasaan (maturation) ialah kemajuan pertumbuhan yang normal kearah kematangan. Proses maturasi disebabkan oleh faktor pertumbuhan dari dalam pada berbagai kapasitas dan struktur.
3.      Perkembangan
Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelektual, emosional, spiritual. Perkembangan umumnya berjalan lambat, karena itu pendidik harus memperhatikan dengan teliti, jangan hanya melihat pertumbuhan fisiknya saja, karena belum tentu sejalan dengan perkembangan dalam segi-segi mental, emosionalnya, dan sebagainya.
4.      Perkembangan Normal
Pengertian perkembangan ini dapat ditinjau dari dua segi. Pertama perkembangan normal dilihat dari segi pola perkembangan individu peserta didik. Perkembangan ini berbeda untuk setiap individu.Kedua perkembangan normal dilihat dari segi usia kronologis. Tingkat usia peserta didik dijadikan dasar untuk menentukan normal atau tidaknya perkembangan seorang peserta didik.



3.      Kebutuhan dan Dimensi Anak Didik

a.      Kebutuhan Anak Didik
Kebutuhan peserta didik adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh peserta didik untuk mendapat kedewasaan ilmu. Kebutuhan peserta didik tersebut wajib dipenuhi atau diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Menurut buku yang ditulis oleh Ramayulis yang berjudul “Ilmu Pendidikan Islam”, ada kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu:
Ø  Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang selalu menagalami pertumbuhan yang cukup pesat. Proses pertumbuhan fisik ini dapat diidentifikasi menjadi tiga tahapan:
a.       Peserta didik pada usia 0 – 7 tahun, pada masa ini peserta didik masih mengalami masa kanak-kanak.
b.      Peserta didik pada usia 7 – 14 tahun, pada usia ini biasanya peserta didik tengah mengalami masa sekolah yang didukung dengan peraihan pendidikan formal
c.       Peserta didik pada 14 – 21 tahun, pada masa ini peserta didik mulai mengalami masa pubertas yang akan membawa kepada kedewasaan.[1][4]
Pada masa perkembangan inilah seorang pendidik perlu memperhatikan perubahan dan perkembangan seorang peserta didik. Selain itu pendidik harus memberikan perhatian, bimbingan, arahan dan lain sebagainya. Karena pada usia ini seorang peserta didik mengalami masa yang penuh dengan pengalaman (terutama pada masa pubertas) yang secara tidak langsung akan membentuk kepribadian peserta didik itu sendiri.
Ø  Kebutuhan sosial (lingkaran hidup)
Pada hakekatnya kata sosial selalu dikaitkan dengan lingkungan yang akan dilampaui oleh seorang peserta didik dalam proses pendidikan. Dengan demikian kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berhubungan lansung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dan diterima di masyarakat lingkungannya, baik itu teman, orang tua, guru, dan pemimpinya.[2][5]
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sosial adalah digunakan untuk memberi pengakuan pada seorang peserta didik yang pada hakekatnya adalah seorang individu yang ingin diterima eksistensi atau keberadaannya dalam lingkungan masyarakat.



Ø  Kebutuhan mandiri
Kebutuhan mandiri merupakan kebutuhan disaat seorang peserta didik telah melewati masa anak dan memasuki masa keremajaan, maka seorang peserta perlu mendapat sikap pendidik yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk membentuk kepribadian berdasarkan pengalaman. Hal ini disebabkan karena ketika peserta telah menjadi seorang remaja, dia akan memiliki ambisi atau cita-cita yang mulai ditampakkan dan terfikir oleh peserta didik, inilah yang akan menuntun peserta didik untuk dapat memilih langkah yang dipilihnya.

b.      Dimensi-Dimensi Anak Didik
Pada hakekatnya dimensi adalah salah satu media yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk membentuk diri, sikap, mental, sosial, budaya, dan kepribadian di masa yang akan datang (kedewasaan). Widodo Supriyono, dalam bukunya yang berjudul Filsafat manusia dalam Islam, secara garis besar membagi dimensi menjadi dua, yaitu dimensi fisik dan rohani. Dalam bukunya ia menyatakan bahwa secara rohani manusia mempunyai potensi kerohanian yang tak terhingga banyaknya. Potensi-potensi tersebut nampak dalam bentuk memahami sesuatu (Ulil Albab), dapat berfikir atau merenung, memepergunakan akal, dapat beriman, bertaqwa, mengingat, atau mengambil pelajaran, mendengar firman Tuhan, dapat berilmu, berkesenian, dapat menguasai tekhnologi tepat guna dan terakhir manusia lahir keduania dengan membawa fitrah.5 dimensi anak didik yaitu :
·         Dimensi fisik (Jasmani)
Fisik manusia terdiri dari dua unsur, yaitu unsur biotik dan unsur abaiotik.
Manusia sebagai peserta didik memiliki proses penciptaan yang sama dengan makhluk lain seperti hewan. Namun yang membedakan adalah manusia lebih sempurna dari hewan, hal ini dikarenakan manuasia memiliki nafsu yang dibentengi oleh akal sedangkan hewan hanya memiliki nafsu dan insthink bukannya akal.
·         Dimensi Akal
Akal memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Akal adalah penahan nafsu.
2.       Akal adalah petunjuk yang membedakan hidayah dan kesesatan.
3.        Akal adalah kesadaran batin dan pengaturan.
4.      Akal adalah pandangan batin yang berpandangan tembus melebihi penglihatan  mata.
5.      Akal adalah daya ingat mengambil dari masa lampau untuk masa yang akan dihadapi.



·         Dimensi Akhlak
Kata akhlak dalam pendidikan Islam adalah sesuatu yang sangat diutamakan. Dalam Islam akhlak sangat erat kaitannya dengan pendidikan agama sehingga dikatakan bahwa akhlak tidak dapat lepas dari pendidikan agama. Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah satu hasil dari iman dan ibadat, karena iman dan ibadat manusia tidak sempurna kecuali kalau dari situ muncul akhlak yang mulia. Maka akhlak dalam Islam bersumber pada iman dan taqwa dan mempunyai tujuan langsung yaitu keridhoan dari Allah SWT

·         Dimensi Rohani (Kejiwaan)
Tidak jauh berbeda dengan dimensi akhlak, dimensi rohani dalah adalah dimensi yang sangat penting dan harus ada pada peserta didik. Hal ini dikarenakan rohani (kejiwaan) harus dapat mengendalikan keadaan manusia untuk hidu bahagia, sehat, merasa aman dan tenteram.

·         Dimensi Sosial
Dimensi sosial bagi manusia sangat erat kaitannya dengan sebuah golongan, kelompok, maupun lingkungan masyarakat. Lingkungan terkecil dalam dimensi sosial adalah keluarga, yang berperan sebagai sumber utama peserta didik untuk membentuk kedewasaan. Didalam Islam dimensi sosial dimaksudkan agar manusia mengetahui bahwa tanggung jawab tidak hanya diperuntukkan pada perbuatan yang bersifat pribadi namun perbuatan yang bersifat umum.
Dalam dimensi sosial seorang peserta didik harus mampu menjalin ikatan yang dinamis antara kepentingan pribadi dengan kepentingan sosial. Ikatan sosial yang kuat akan mendorong setiap manusia untuk peduli akan orang lain, menolong sesama serta menunjukkan cermin keimanan kepada Allah SWT.

c.       Etika Anak Didik
Etika peserta didik adalah seuatu yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan. Dalam etika peserta didik, peserta didik memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. Dalam buku yang ditulis oleh Rama yulis, menurut Al-Ghozali ada 5 kewajiban peserta didik, yaitu :
1.      Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqoruh kepada Allah SWT, sehingga dalam kehidupan sehari-hari anak didik dituntut untuk mensucikan jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela.
2.      Bersikap tawadhu’ (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentingan pribadi untuk kepentingan pendidikannya. Menjaga pikiran dan pertantangan yang timbul dari berbagai aliran
3.      Mempelajari ilmu – ilmu yang terpuji, baik untuk ukhrowi maupun untuk duniawi.
4.      Belajar dengan bertahap dengan cara memulai pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang sukar
5.      Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian hari beralih pada ilmu yang lainnya, sehingga anak didik memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam.

Agar peserta didik mendapatkan keridhoan dari Allah SWT dalam menuntut ilmu, maka peserta didik harus mampu memahami etika yang harus dimilikinya, yaitu :
1.      Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.
2.      Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi roh dengan berbagai sifat keutamaan.
3.      Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu di berbagai tempat.
4.      Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.
5.      Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan tabah























BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tentang peserta didik bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Peserta didik adalah individu yang mengalami perkembangan dan perubahan, sehingga ia harus mendapatkan bimbingan dan arahan untuk membentuk sikap moral dan kepribadian.
2.       Kebutuhan peserta didik yang berupa kebutuhan fisik, sosial, mendapatkan status, mandiri, berprestasi, ingin disayangi dan dicintai, curhat, dan mendapatkan filsafat hidup harus dipenuhi oleh pendidik untuk menunjang perkembangan dan pembentukan sikap moral peserta didik sebagai insan kamil.
3.      Peserta didik memiliki beberapa dimensi penting yang mempengaruhi akan perkembangan peserta didik, dimensi ini harus diperhatikan secara baik oleh pendidik dalam rangka mencetak peserta didik yang berakhlak mulia dan dapat disebut sebagai insan kamil.
4.        Etika peserta didik dalam proses pendidikan islam sangatlah berperan.











DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Cetakan ke II. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Supriono,Widodo. 1996. Filsafat Manusia dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


           


                                           













Tidak ada komentar:

Posting Komentar